Perhatikan 7 Hal Ini Sebelum Memulai Investasi Dana Pendidikan

Perhatikan 7 Hal Ini Sebelum Memulai Investasi Dana Pendidikan

Biaya pendidikan merupakan hal wajib yang orang tua keluarkan untuk anak mereka. Karena setiap anak memiliki hak untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan. Biaya pendidikan yang tidak murah seringkali membuat para orang tua kewalahan dalam memenuhinya. Apalagi biaya pendidikan mengalami inflasi rata-rata sebesar 10% setiap tahun. Berarti, besar biaya pendidikan antara si kakak dan si adik tidak akan bisa sama, kan?

Kita ambil contoh, biaya pendidikan sekolah swasta di Jakarta pada tahun 2018 untuk jenjang Playgroup adalah sebesar Rp 9 juta. Sedangkan untuk jenjang Taman Kanak-Kanak (TK), besar biayanya mencapai Rp 21 juta. Ini baru biaya masuk di luar biaya SPP. Dan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), biayanya tidak kurang dari Rp 26 juta. Jadi misalkan si kakak masuk TK tahun ini dan adik menyusul tiga tahun kemudian, besar biayanya sudah menjadi Rp 28 juta.

Karena besarnya biaya tersebut, ada baiknya Anda mulai mempersiapkan dari jauh-jauh hari. Persiapkan dengan investasi pada asuransi pendidikan atau instrumen investasi lainnya. Namun sebelum itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum Anda mulai melakukan investasi dana pendidikan. Apa saja, sih? Simak artikel Investree berikut ini!

Baca juga: Hal Penting dalam Perencanaan Keuangan Pendidikan

Lihat usia anak saat ini

Sesuai penjelasan di atas, masing-masing anak punya kebutuhan dana pendidikan yang berbeda karena setiap tahunnya biaya pendidikan naik. Dengan menyesuaikan usia anak Anda saat ini, Anda bisa mengukur kebutuhan biaya yang harus dipersiapkan. Dan ini akan membantu Anda menentukan pilihan jangka waktu investasi.

Lalu, kira-kira Anda akan mulai berinvestasi saat anak umur berapa? Semakin cepat Anda memulainya akan semakin baik. Karena Anda akan menikmati manfaat bunga berbunga (compound interest). Di mana semakin panjang jangka waktunya, semakin besar profit (bunga) yang Anda terima.

Lihat kondisi keuangan saat ini

Ketika Anda memulai investasi, Anda pasti harus memiliki tujuan. Tapi selain tujuan, Anda juga harus tahu kondisi keuangan saat ini. Misal, ketika Anda ingin menyekolahkan anak ke sekolah yang biaya pangkalnya saja sudah Rp 35 juta, namun gaji Anda hanya sebesar Rp 5 juta. Ya, berarti itu terlalu memaksakan dan sebaiknya jangan. Itu baru biaya pangkalnya saja, pasti biaya SPP juga akan ikut tinggi.

Ahli perencana keuangan, Prita Ghozie, menyarankan untuk biaya SPP, alokasinya diambil dari penghasilan bulanan orang tua. Idealnya, alokasi biaya SPP untuk semua anak yang Anda miliki tidak lebih dari 10% total gaji bulanan orang tua. Sehingga, ketika Anda berencana memiliki anak lebih dari satu, Anda harus mencari sekolah yang besar biaya SPP-nya tidak melebihi alokasi tersebut.

Baca juga: Berikut 5 Tips Mempersiapkan Tabungan Pendidikan Anak

Tentukan jenis sekolah yang akan dipilih

Setelah mengetahui kondisi keuangan Anda, tentukan jenis sekolah yang akan Anda tuju. Apakah di sekolah negeri, swasta, internasional, atau homeschooling. Karena, beda jenis sekolahnya, beda pula besar biaya yang harus dipersiapkan. Ketika Anda ingin menyekolahkan anak di sekolah swasta yang notabene biayanya lebih mahal, Anda harus lebih dini memulai investasi dana pendidikan. Bahkan sebaiknya dimulai dari sebelum anak lahir. Karena kalau tidak, Anda hanya punya waktu sedikit sampai waktunya mereka masuk ke jenjang playgroup.

Jika sekolah swasta atau internasional membuat Anda kesulitan, sebaiknya mengorbankan anak untuk masuk sekolah negeri saat mereka masih di jenjang TK sampai SMA. Agar pengeluaran biaya sekolah bisa ditekan. Karena kalau sudah masuk ke jenjang universitas, akan semakin sulit menekannya. Sebab, pilihan universitas negeri lebih sedikit. Jadi, kalau mereka tidak diterima, keuangan Anda harus sudah siap untuk memasukkan mereka ke universitas swasta.

Riset biaya pendidikan sampai jenjang tertinggi

Hal wajib yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi dana pendidikan adalah mengetahui berapa besar biaya pendidikan dari masing-masing jenjangnya. Yang perlu Anda ketahui adalah besar biaya saat ini. Nanti tinggal ditambahkan dengan perkiraan inflasi 10% setiap tahun.

Ketika besar biaya yang dibutuhkan sudah Anda ketahui, Anda lebih mudah memilih instrumen investasi beserta besar dana yang harus disisihkan setiap bulan. Lebih baik untuk melakukan riset biaya pendidikan hingga ke jenjang universitas. Sehingga, ketika anak kuliah saat Anda memasuki usia pensiun, dana pendidikan mereka sudah lebih dulu Anda persiapkan.

Baca juga: Tips Pembukuan Sederhana untuk Tabungan Pendidikan Keluarga

Ukur utang dan arus kas keluarga

Ketika Anda akan berinvestasi, Anda harus menghitung total utang yang dimiliki. Disarankan utang tidak boleh lebih dari 30% total pendapatan bulanan. Bila utang Anda ternyata lebih dari itu, usahakan untuk mengurangi beban utang dulu, baru mulai untuk berinvestasi. Atau Anda bisa mulai melakukan investasi dana pendidikan dengan dana minim dulu, dengan tetap memprioritaskan mengurangi beban utang. Sebab, utang jika tidak segera dilunasi akan menjadi beban di kemudian hari.

Pastikan juga arus kas keluarga sehat, di mana pendapatan bulanan bisa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup selama satu bulan alias tidak defisit. Saat arus kas keluarga Anda dalam kondisi sehat, Anda tidak akan kesulitan menyisihkan dana setiap bulannya untuk investasi dana pendidikan anak.

Kenali risiko investasi sebelum memilih

Sebelum Anda memutuskan instrumen investasi apa yang akan dipilih, ada baiknya Anda mengetahui secara detail kelebihan dan kekurangan dari masing-masing instrumen investasi yang mungkin Anda pilih. Pilih yang benar-benar cocok dengan kebutuhan Anda untuk masing-masing jenjang pendidikannya.

Jangka waktu yang berbeda di setiap jenjang pendidikan anak bisa menjadi referensi dalam memilih jangka waktu investasi. Sebaiknya Anda memilih yang benar-benar sudah Anda pahami, terlebih seputar risikonya. Supaya tujuan keuangan Anda bisa tercapai dengan baik dan tidak malah merugi.

Jika Anda mencari instrumen investasi yang aman dan bermanfaat, SBN bisa jadi pilihan terbaik karena dijamin oleh Pemerintah.

Jangan lupa jadikan marketplace lending platform seperti Investree yang juga merupakan Mitra Distribusi Penjualan sebagai pilihan untuk membeli SBN.

Berjanji untuk bisa disiplin 

Yang paling penting, sebelum Anda memulai, berjanjilah pada diri sendiri supaya bisa konsisten menjalaninya. Jangan sampai di awal-awal saja Anda semangat, namun setelah itu Anda tidak lagi bisa disiplin menyisihkan dana investasi setiap bulan. Karena investasi membutuhkan konsistensi yang harus didukung oleh kedisiplinan diri. Jadi, alasan apapun yang mungkin hadir di pikiran Anda, yang membuat Anda malas menyisihkan uang, tidak akan menghalangi Anda. Mengingat besarnya kebutuhan dana pendidikan menuntut persiapan yang serius dan harus diprioritaskan.

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Namun, sebaiknya juga jangan terlalu memaksakan. Semua pilihan ada di tangan Anda sebagai orang tua. Yang jelas, melakukan persiapan sedini mungkin akan membuat semuanya jadi lebih baik.

Referensi:
Fika Nurul Ulya. 8 Juli 2019. Lakukan 7 Hal Ini Sebelum Investasi Dana Pendidikan Anak. Kompas.com: http://bit.ly/2Z8WAyr
Kompas TV. 22 November 2018. Dialog: Sekolah Mahal, Siapkan Dana Pendidikan Anak Sejak Dini. YouTube: https://www.youtube.com/watch?v=xYJIc15jWWc