Belajar Cara Atur Keuangan dari Sosok Kartini ‘Zaman Now’, Sri Mulyani

Bagi kebanyakan orang yang hidup di masa kini, mengatur keuangan masih menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Entah godaan gaya hidup yang datang kian masif, atau memang pola hidup konsumtif yang sudah terlanjur menjadi gaya hidup. Sehingga muncul sebutan ‘tidak gaul’ kalau tidak nongkrong di kafe, makan di restoran baru, belanja merek ternama, dan liburan ke luar negeri. Kalau sudah begini, tantangan untuk mengatur keuangan jadi berat, bukan? Kita ambil contoh, kondisi keuangan dari kaum milenial. Yang ternyata mayoritas dari mereka hanya hidup dari gaji bulan ke bulan demi mengikuti nafsu hedonisme mereka. Kesalahan dalam hal mengatur keuangan, membuat banyak dari mereka tidak bisa memiliki tabungan dana darurat.

Hasil riset yang dilansir dari Detik.com, generasi milenial lebih sering menghabiskan penghasilan mereka untuk terus mengganti smartphone atau laptop yang harganya bisa lebih mahal dari harga sepeda motor. Ditambah smartphone yang mereka gemari, terus mengeluarkan seri terbarunya paling tidak setiap enam bulan atau satu tahun sekali. Sehingga menuntut mereka untuk terus mengganti gawai pribadi tersebut hanya agar terlihat selalu eksis. Ini yang menjadi akar permasalahan, mengapa kaum milenial sering gagal dalam mengatur keuangan dan membuat mereka tidak bisa memiliki tabungan atau investasi.

Kalau bicara ‘zaman now’, pasti sosok Sri Mulyani tidak asing lagi bagi penduduk Indonesia, terutama kaum milenial. Menteri Keuangan Republik Indonesia ini sangat ahli dalam mengatur keuangan negara. Bahkan beliau dinobatkan sebagai menteri terbaik versi World Government Summit 2018. Sehingga tidak ada salahnya bila kita belajar bagaimana cara sukses mengatur keuangan dari sosok Sri Mulyani. Berikut Investree berikan ulasannya untuk Anda!

Tentukan prioritas

Mengatur keuangan dimulai dari bijak dalam menggunakan uang. Tentukan prioritas mana kebutuhan yang penting, mana yang hanya sekedar keinginan, dan mana kebutuhan yang menentukan kehidupan Anda di masa depan. Sri Mulyani juga selalu menegaskan bahwa prioritas seseorang tidak bisa didikte oleh orang lain. Karena masing-masing individu memiliki kebutuhan yang berbeda, yang hanya diketahui oleh individu tersebut. Jadi, jangan sampai orang-orang di sekeliling Anda memberi pengaruh lebih kuat terhadap pola konsumsi yang Anda lakukan. Coba mulai berpikir dua kali, bila hanya masalah ketidaknyamanan atau gengsi dengan lingkungan sosial, akankah mengalahkan masalah masa depan Anda? Masa depan hanya Anda yang akan menjalaninya, yang mungkin akan Anda jalani dengan lingkungan yang berbeda dengan lingkungan Anda saat ini.

Hitung aset yang dimiliki

Anda harus sudah mulai menghitung apa saja aset yang Anda miliki. Hitung aset seperti rumah, apartemen, tanah, perhiasan, hingga kendaraan. Dengan mengukur aset yang Anda miliki, Anda sekaligus mengukur kekayaan Anda sendiri. Bila Anda belum cukup mengumpulkan aset untuk masa depan, mulailah menyusun tujuan untuk memiliki atau menambah aset yang diperlukan dan punya nilai untuk jangka panjang. Bila telah memiliki tujuan, Anda akan lebih rela mengurangi pengeluaran konsumtif demi mewujudkan apa yang menjadi tujuan jangka panjang tersebut. Menambah aset berwujud juga bisa menjadi cara Anda untuk sekaligus melakukan investasi.

Jangan biarkan utang menumpuk

Untuk bisa memiliki aset tertentu, Anda bisa memulainya dengan berutang. Seperti, ketika Anda ingin memiliki aset berupa rumah, Anda bisa menggunakan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Namun yang perlu diingat, jangan sampai utang yang Anda miliki menumpuk. Selesaikan satu utang terlebih dahulu sebelum Anda memutuskan untuk membuka utang yang lain. Sesuaikan dengan kemampuan Anda membayar utang tersebut. Paling tidak, utang yang Anda miliki jangan lebih dari 30% dari total pendapatan keseluruhan. Dan sebaiknya, jangan berutang untuk tujuan konsumtif yang membuat Anda semakin mudah menghabiskan uang. Terlebih, jangan pernah menunda membayar tagihan utang. Apalagi sampai menggunakan anggaran untuk membayar utang demi keinginan konsumtif. Ini yang bisa menjadi awal mula kegagalan Anda dalam mengatur keuangan.  

Sadari kondisi finansial pribadi

Ketika semua kebutuhan telah terpenuhi dan masih ada uang sisa, Anda sah saja menggunakannya untuk sedikit bersenang-senang. Tapi ingat, masukkan investasi dan tabungan ke daftar kebutuhan yang wajib dipenuhi lebih dulu. Paling tidak, sisihkan sebanyak 20% dari total penghasilan untuk tabungan dan investasi. Bila memang setelah itu tidak ada uang yang tersisa banyak, jangan memaksakan kehendak hanya karena ingin ikut-ikutan teman. Pintar-pintar mengukur kemampuan finansial Anda sendiri agar Anda tahu kapan waktunya harus berhenti mengeluarkan uang. Agar keuangan Anda tetap berada di jalurnya. Mungkin bila Anda ingin tersisa lebih banyak uang untuk bersenang-senang, cobalah untuk mencari uang tambahan dengan memiliki pekerjaan sampingan.

Jangan banyak gaya dan jadilah diri sendiri

Ikut-ikutan teman hanya agar dibilang keren adalah pola pikir yang salah. Yang hanya akan menjerumuskan Anda pada penyesalan. Teman beli smartphone baru, ikutan harus punya yang baru juga. Teman liburan ke luar negeri, maksain utang sana-sini hanya agar bisa melakukan hal yang sama. Coba bayangkan bila pola pikir ini tidak Anda ubah. Keuangan Anda akan terus dicampuri oleh orang lain dan Anda tidak memiliki kemerdekaan untuk mengaturnya sendiri. Di era sekarang ini, cobalah untuk menjadi diri sendiri saja. Jangan mudah terpengaruh agar lebih kuat menghadapi godaan perilaku konsumtif.

Nah, pesan khusus dari Ibu Sri Mulyani untuk generasi milenial Indonesia adalah usahakan kurangi jajan kopi di kafe. Hal ini nyatanya bisa membuat pengeluaran membengkak dan tidak ada manfaatnya untuk jangka panjang. Caranya bisa dilakukan secara bertahap. Bila Anda yang termasuk harus setiap hari jajan kopi di kafe, kurangi jadi dua hari sekali. Begitu seterusnya, sampai Anda menyadari telah berapa banyak uang yang berhasil Anda hemat dengan tidak sering-sering jajan kopi di kafe. Lalu setelah itu, supaya lebih hemat lagi, Anda bisa membuat kopi sendiri di rumah. Dengan begitu, Anda jadi punya sisa uang untuk tujuan jangka panjang dan tidak hanya berfokus pada kesenangan sesaat.

Sekarang jadi tahu, kan, mengapa mengatur keuangan menjadi hal yang harus dilakukan? Tidak hanya keuangan negara yang jumlahnya triliunan, jumlah uang berapa pun tetap harus diatur supaya kesuksesan finansial dapat Anda raih dengan mudah. Coba terapkan tips di atas mulai sekarang!

Referensi:
Fiki Ariyanti. 9 Oktober 2018. Tips Jadi Generasi Milenial Sukses dari Menteri Keuangan Sri Mulyani. Cermati.com: http://bit.ly/2Grjzwl
Umar Idris. 11 Agustus 2017. Sri Mulyani, Utang, dan Keuangan Keluarga. Halomoney.co.id: http://bit.ly/2IyiHcO
Wiji Nurhayat. 12 Mei 2018. Tips Mengatur Keuangan ala Sri Mulyani. Kumparan.com: http://bit.ly/2Xz35cG

Gambar:
Okezone.com